Thursday, January 24, 2013

The Perks of Being a Wallflower

“So, this is my life. And I want you to know that I am both happy and sad and I’m still trying to figure out how that could be.”

Kutipan di atas adalah salah satu dari beberapa kalimat di buku The Perks of Being a Wallflower karangan Stephen Chbosky. Definisi Wallflower dari Wikipedia :  a slang term used to describe shy or unpopular individuals who do not socialize or participate in activities at social events. It is most often used to describe someone who stays close to a wall and out of the main area of social activity.

The Perks of Being a Wallflower

The Perks of Being a Wallflower bisa dibilang diary seorang remaja pemalu bernama Charlie, sinopsis dari Goodreads : Charlie is a freshman. And while’s he’s not the biggest geek in the school, he is by no means popular. He’s a wallflower–shy and introspective, and intelligent beyond his years, if not very savvy in the social arts. We learn about Charlie through the letters he writes to someone of undisclosed name, age and gender; a stylistic technique that adds to the heart-wrenching earnestness saturating this teen’s story. Charlie encounters the same struggles many face in high school–how to make friends, the intensity of a crush, family tensions, a first relationship, exploring sexuality, experimenting with drugs–but he must also deal with the devastating fact of his best friend’s recent suicide. Charlie’s letters take on the intimate feel of a journal as he shares his day-to-day thoughts and feelings.
Cara penceritaan yang unik dan karakter yang begitu manusiawi membuat pembaca pribadi merasa dekat dengan Charlie, terlebih lagi buku ini adalah kumpulan surat yang ditulis Charlie ke anonymous reader sehingga berasa Charlie sendirilah yang curhat dengan pembaca. Curhat tentang keluarganya, teman-temannya, permasalahan yang biasa kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Charlie bisa dibilang remaja yang lugu, polos dan jujur.
“Things change. And friends leave. Life doesn’t stop for anybody.”
Salah satu curhatan Charlie, bijak juga ya (^.^)
“And I thought about how many people have loved those songs. And how many people got through a lot of bad times because of those songs. And how many people enjoyed good times with those songs. And how much those songs really mean. I think it would be great to have written one of those songs. I bet if I wrote one of them, I would be very proud. I hope the people who wrote those songs are happy. I hope they feel it’s enough. I really do because they’ve made me happy. And I’m only one person.”
Wonderfully writen! Ahhh, baca deh, you’ll gonna love Charlie so much !
Pengarang banyak terinspirasi dari The Catcher in Rye karangan J. D. Salinger. Buku lain yang disebut di buku ini mulai dari To Kill a Mockingbird, The Great Gasby, Hamlet dan masih banyak lagi. Semoga penerbit lokal ada yang melirik dan menerbitkan The Perks of Being a Wallflower, buku yang pantas dibaca oleh remaja maupun orang dewasa. Charlie memang bukan tokoh remaja tahan banting, tapi ia mengajarkan kita berbeda dengan orang lain itu tidak masalah, jujur pada diri sendiri. Itu yang penting.

Tahun 2012 yang lalu, filmnya ditayangkan oleh produksi perusahaan Mr. Mudd dan Summit Entertainment yang mempromosikan film ini. Mr. Mudd's producer, John Malkovich, Lianne  Halfon, and Russell Smith, juga penulis buku The Perks of Being a Wallflower, Stephen  Chbosky, untuk menulis naskah dan turut terjun ke dalam pengaturan film. Film ini disyuting di Peters Township, Pennsylvania. Dibintangi oleh Logan Lerman (Charlie), Nina Dobrev (Candace), Ezra Miller (Patrick), and Emma Watson (Sam).




The Perks of Being a Wallflower merupakan salah satu film layar lebar Emma Watson. The Perks of Being a Wallflower ini di buar berdasarkan novel yang ditulis oleh Stephen Chbosky. Sinopsis The Perks of Being a Wallflower jalan cerita nya paling tidak seperti ini. Kisan ini tentang Charlie (Logan Lerman) 15 tahun, orang luar menawan dan naif, mengatasi cinta pertama nya (Emma Watson), sahabatnya bunuh diri, dan penyakit mentalnya sendiri sementara berjuang untuk menemukan sekelompok orang dengan siapa ia berada. Para mahasiswa introver diambil di bawah sayap dua senior, Sam dan Patrick, yang menyambutnya ke dunia nyata.




No comments:

Post a Comment